TBC masih merupakan penyakit infeksi kronish penyebab kematian tertinggi akibat infeksi. Indonesia masih merupakan penyumbang terbesar ke 3 setelah China dan India.Penegakan Diagnosa dengan Laboratorium melalui pemeriksaan sputum SPS ( sewaktu dan Pagi dan Sewaktu ) masih merupakan kendala karena hampir sebagian besar setiap penderita tersangka TBC sulit untuk mengeluarkan dahaknya. Sulit mengeluarkan dahak diakibatkan tehnik mengeluarkan dahak yang efektif tidak diketahui oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelayanan terdepan dimasyarakat dituntut untuk dapat menemukan tersangkaBTA (+) melalui pemeriksaan sputum.Target yang telah ditentukan oleh Depkes atau propinsi 80% masih banyak yang sulit untuk dikejar. Puskesmas kami menemukan BTA (+) bukan hal yang sulit lagi karena kami menggunakan strategi Surveilans epidemiologi.Startegi ini sangat efektif sehingga setiap tahun bisa mencapai diluar target.
Pemeriksaan BTA dilakukan pada setiap pasen tersangka TB dengan gejala : batuk lebih dari 2 minggu, sering demam,BB menurun,keringat malam dan yang terpenting adalah dimana tempat tinggal penderita tersebut apakah ada didaerah Resti atau bukan dan hal ini untuk membantu penegakan diagnosa .Karean bila ada diadaerah resti kemungkinan besar Kontak TB adalah positif. Selain daripada itu tingkat kepadatan penduduk harus pula diperhatikan karena akan menunjang dalam pemeriksaan yang kami lakukan.
Setiap pasen tersangka yang terdaftar di berbagai pelayanan : BP umum,KIA,IGD dan perawatan harus melalui Poli DOTS dicatat dengan menggunakan Formulir TB. 06 dan selanjutnya akan diperiksakan sputumnya "sewaktu" (pada hari itu juga )dan melalui pendidikan kesehatan atau penyuluhan di Poli DOTS maka penderita akan dibekali Pot sputum untuk besok paginya yaitu saat bangun tidur dan pagi hari saat datang ke Puskesmas dengan menggunakan Formulir TB. 05
Bila dinyatakan POS maka penderita akan dicatat untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan TB.01 dan 02 dan tercatat pada TB 03 Puskesmas.
Tekhnik Pengeluaran dahak yang efektif yang dilaksanakn di Puskesmas kamai adalah :
1. Penderita disuruh tarik nafas melalui hidung, dan dihembuskan melalui mulut sebanyak 2 kali dan yang ke3 kalinya. disuruh menahan nafas sesaat, dengan menggunakan tehnik ini bisa dikatakan berhasil.
2. Untuk pengeluarn dahak di rumah, maka penderita disuruh minum teh manis dan tidurnya terlentang tnapa bantal, biasanya tehnik ini efktif dilakukan karena melalui teh manis bisa merangsang untuk segera batuk.
3. Bila masih juga tidak berhasil,maka penderita disuruh ( liat kondisi) untuk lari lari kecil ditempat dan melalkukan tehnik yang pertama diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar